Suku Batak – Sejarah, Dogma, Kebudayaan & Daftar Marga Lengkap


Batak yakni nama salah satu suku di Indonesia dan merupakan etnis dengan populasi terbesar kedua sesudah Suku Jawa. Suku Batak ialah kalangan masyarakat yang sebagian besar berdomisili di Pantai Barat dan Pantai Timur provinsi Sumatera Utara.





Suku Batak terbagi menjadi 6 sub suku atau rumpun, ialah Suku Batak Toba, Angkola, Karo, Mandailing, Pakoak, dan Simalungun. Akan namun sub etnis yang paling diketahui yaitu Suku Batak Toba, sehingga banyak orang yang menerka bahwa hanya Suku Batak Toba yang dianggap sebagai Suku Batak.






Sejarah Suku Batak





Suku Batak yakni golongan etnis bau tanah di nusantara. Akan namun, sebab kekurangan catatan dan literatur menimbulkan sejarahnya susah untuk ditelusuri. Belum diketahui secara niscaya kapan pertama kali nenek moyang orang Batak mulai mendiami wilayah Sumatera bagian Timur, yakni Tapanuli.





sejarah suku batak




Namun beberapa bukti arkeologi memperlihatkan bahwa orang Taiwan sudah pindah ke Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun yang kemudian, tepatnya pada zaman Neolitikum atau zaman batu muda. Akan tetapi karena tidak ada bukti yang didapatkan perihal keberadaan Suku Batak dari era tersebut, maka disimpulkan bahwa nenek moyang Suku Batak tiba dan pindah ke Tapanuli pada era setelah itu, adalah pada masa logam.





Sulitnya mencari bukti sejarah maka sampai kini masih ada perdebatan tentang asal ajakan Suku Batak. Kemungkinan besar leluhur suku Batak berasal dari Pulau Formosa di Taiwan, namun mampu juga dari daerah Indochina, Mongolia, atau Mizoram.





Mulai Dikenalnya Suku Batak di Nusantara





Etnis Batak merupakan gabungan dari beberapa suku yang ada di Sumatera Utara, identitas masyarakat orisinil lokal selaku Suku Batak gres dikenal sesudah tahun 1926, adalah sesudah dibentuknya organisasi bernama Jong Batak.





Organisasi ini merupakan kumpulan para cowok asal Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola, dan Pakpak. Jong Batak dibuat tanpa membeda-bedakan agama yang dianut.





Sebelumnya itu, di Sumatera Utara tidak terdapat suatu kesatuan suku seperti ini. Hingga kurun ke-19 relasi yang terjalin antar sesama lebih terhadap kekerabatan antar individu, serta ada pula korelasi antar kampung dan antar korelasi.





Masyarakatnya belum merasa perlu untuk terikat secara golongan yang lebih besar. Banyak orang beranggapan, pendudukan kolonial di nusantara adalah alasan yang menciptakan penduduk Sumatera Utara lebih mempunyai rasa dan keinginan untuk bersatu.





Oleh alasannya itu, sungguh mengagumkan bahwa ketika ini Suku Batak dikenal selaku salah satu etnis bangsa yang sangat berpengaruh dan terjalin ikatan dekat antara satu dengan lainnya.





Kepercayaan Suku Batak





Saat ini, dominan Suku Batak memeluk agama Katolik Protestan. Namun jauh sebelum mereka mengenal agama ini, orang-orang Batak menganut metode dogma tradisional. Mereka memiliki sosok yang dianggap selaku tuhan tertinggi, berjulukan Mulajadi na Bolon.





suku batak




Dari akidah tersebut, kemudian diketahui 3 konsep, ialah:





1. Tendi





Tendi atau disebut dengan Tondi yakni roh atau jiwa seseorang berarti kekuatan. Tendi memberi kekuatan pada manusia dan sudah dimiliki seseorang semenjak di dalam kandungan sang ibu. Jika Tendi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan meninggal. Saat itulah harus diadakan upacara untuk menjemput Tendi atau upacara budbahasa menjemput jiwa.





2. Sahala





Sahala ialah bentuk kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi tidak siapa saja mampu memiliki Sahala. Sahal juga disebut dengan nama lain Sumanta. Sumanta ialah keampuhan yang umumnya dimiliki oleh raja.





3. Begu





Begu yakni jiwa atau Tendi orang yang sudah meninggal. Masyarakat Batak yakin bahwa Begu mempunyai tingkah laku dan kebiasaan seperti insan, namun cuma timbul di malam hari.





Falsafah Hidup Orang Batak





Setiap suku pasti memiliki falsafah atau persepsi hidup untuk menertibkan sikap setiap masyarakatnya agar tercipta tata cara sosial yang baik. Sama halnya dengan etnis Batak, mereka dikenal mempunyai beberapa nilai budaya, antara lain:





1. Hagabeon





Hagabeon mempunyai arti cita-cita memiliki keturunan yang baik dan panjang umur. Jika berumur panjang, maka seseorang mampu menikahkan anak cucu mereka, sehingga mampu menyaksikan langsung anak cucunya tumbuh dan hidup dengan baik. Bagi Suku Batak memperoleh keturunan adalah kesuksesan dalam ijab kabul.





Anak pria dianggap sangat istimewa. Dalam adab kuno Batak bahkan ada hukum untuk mempunyai anak sebanyak 33 dengan anak laki-laki berjumlah 17 orang dan anak perempuan sebanyak 16 orang. Namun seiring dengan pertumbuhan jaman, aturan ini pun tidak dipergunakan lagi.





Memiliki anak saat ini bukan tergantung dari kuantitas, tetapi mutu. Memberikan pendidikan dan keterampilan yang bagus pada anak dianggap lebih penting.





2. Uhum dan Ugari





Uhum bermakna hukum, sementara Ugari memiliki arti kebiasaan. Bagi penduduk Batak, aturan harus ditegakkan dengan adil. Keadilan dapat terwujud bila penduduk melakukan kebiasaan untuk tetap setia memegang komitmen.





Jika mengingkari sebuah kesepakatan, sesuai adat Batak di periode kemudian maka orang tersebut akan mendapatkan hukuman budpekerti. Orang yang melanggar akad akan dianggap tercela. Oleh karena itu, Uhum dan Ugari sungguh penting dalam kehidupan penduduk Batak.





3. Hamoraon





Hamoraon ialah nilai budaya yang bermakna kehormatan. Kehormatan yang dimaksud yakni keseimbangan antara materiil dan spiritual. Seseorang mesti memiliki kedua hal tersebut, misalnya kekayaan dan perilaku baik hati terhadap sesama, barulah seseorang dianggap mempunyai kehormatan yang sempurna. Jika cuma salah satu, maka tidak lengkap dan belum meraih Hamoraan.





4. Pengayoman





Pengayoman memiliki makna sebagai pelindung atau pengayom. Falsafah hidup pengayoman mengajarkan agar setiap individu bisa menjadi pengayom bagi orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, masyarakat Batak diajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain. Nilai ini mengajarkan bahwa orang Batak biar hidup berdikari dan tidak selalu mengandalkan orang lain.





5. Marsisarian





Marsisarian ialah nilai untuk mempertahankan keseimbangan korelasi antar insan. Setiap insan adalah individu yang berlainan, maka dalam kehidupan bermasyarakat, nilai Marsisarian sungguh diperlukan supaya umat manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis, meski terdapat banyak perbedaan di antara mereka.





Nilai Marsisarian mengajarkan masyarakat Batak untuk saling membantu, mengetahui, dan menghargai. Dengan begitu maka mereka akan menghormati antar sesam, sehingga konflik pun mampu disingkirkan.





6. Kekerabatan





Nilai yang terakhir ialah salah satu ciri khas Suku Batak yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Saat ini, kita mampu menyaksikan kekerabatan yang bagus antar sub suku penduduk Batak. Hubungan relasi yang baik dapat diwujudkan lewat 3 hal, yakni pertalian keluarga melalui akad nikah, tutur kata yang baik antar sesama, dan Martarombo.





Martarombo mempunyai arti mencari kerabat. Hal tersebut khususnya berlaku bagi Suku Batak yang sedang merantau. Biasanya mereka akan mencari sesama Suku Batak atau yang memiliki warga sama di daerah rantaunya. Tujuannya adalah supaya tejalin korelasi antar marga yang bagus meskipun mereka berada di perantauan.





Tradisi Suku Batak





Suku Batak mempunyai banyak tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya. Tradisi budaya Batak yang tetap dilestarikan hingga sekarang antara lain:





orang batak




1. Merantau





Tidak hanya menjadi kebiasaan masyarakat Suku Minangkabau, tradisi merantau juga dilaksanakan oleh Suku Batak. Merantau lazimnya dilaksanakan oleh kaum laki-laki yang hendak menginjak usia sampaumur.





Para pria diharuskan meninggalkan daerah asalnya dan berguru bekerja serta hidup berdikari di tempat yang gres. Bahkan di kala kemudian, mereka tidak diperbolehkan pulang sebelum sukses dan mengumpulkan banyak harta.





2. Kenduri Laut





Seusai dengan namanya, tradisi ini dilaksanakan di tepi maritim. Biasanya dikerjakan setiap bulan Oktober setiap tahunnya. Makna kenduri laut adalah sebagai istilah syukur akan hasil panen yang sudah mereka peroleh selama 1 tahun. Kenduri ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Batak di kawasan Tapanuli Tengah pada malam hari hingga siang hari.





Marga Suku Batak





Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Suku Batak ialah salah satu suku bangsa paling besar dengan penyebaran terluas di Indonesia.





Seperti yang telah dibahas di permulaan, ada enam rumpun Suku Batak, yakni Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Setiap rumpun suku tersebut terbagi menjadi beberapa marga yang menjadi identitas dan keberadaan dalam adab istiadat penduduk Suku Batak.





Marga tersebut lazimnya disematkan di belakang nama orang keturunan Batak. Berdasarkan data yang terhimpun, setidaknya ada 479 marga Batak yang telah tercatat, antara lain:





A
1. AMBARITA
2. AMPAPAGA (SIAMPAPAGA)
3. AMPUN (NAHAMPUNGAN)
4. ANGKAT
5. ANGKAT SINGKAPAL
6. ARITONANG
7. ARUAN
B
8. BABIAT
9. BAHO (NAIBAHO)
10. BAKO
11. BANJARNAHOR (NAINGGOLAN)
12. BANJARNAHOR (MARBUN)
13. BANCIN
14. BAKKARA
15. BARINGBING (TAMPUBOLON)
16. BARUARA (TAMBUNAN)
17. BARUTU (SITUMORANG)
18. BARUTU (SINAGA)
19. BATUARA (NAINGGOLAN)
20. BATUBARA
21. BERASA
22. BARAMPU
23. BARINGIN
24. BINJORI
25. BINTANG
26. BOANGMANALU
27. BOLIALA
28. BONDAR
29. BORBOR
30. BUATON
31. BUNUREA (BANUAREA)
32. BUNJORI
33. BUTARBUTAR
D
34. DABUTAR (SIDABUTAR)
35. DAIRI (SIMANULLANG)
36. DAIRI (SINAMBELA)
37. DALIMUNTA (MUNTE)
38. DAPARI
39. DAULAE
40. DEBATARAJA (SIMAMORA)
41. DEBATARAJA (RAMBE)
42. DOLOKSARIBU
43. DONGORAN
44. DOSI (PARDOSI)
G
45. GAJAA
46. GAJADIRI
47. GAJAMANIK
48. GIRSANG
49. GORAT
50. GULTOM
51. GURNING
52. GUSAR
H
53. HABEAHAN
54. HARAHAP
55. HARIANJA
56. HARO
57. HAROHARO
58. HASIBUAN
59. HASUGIAN
60. HUTABALIAN
61. HUTABARAT
62. HUTAJULU
63. HUTAGALUNG
64. HUTAGAOL (LONTUNG)
65. HUTAGAOL (SUMBA)
66. HUTAHAEAN
67. HUTAPEA
68. HUTASOIT
69. HUTASUHUT
70. HUTATORUAN
71. HUTAURUK
K
72. KASOGIHAN
73. KUDADIRI
L
74. LAMBE
75. LIMBONG
76. LINGGA
77. LONTUNG
78. LUBIS
79. LUBIS HATONOPAN
80. LUBIS SINGASORO
81. LUMBANBATU
82. LUMBANDOLOK
83. LUMBANGAOL (MARBUN)
84. LUMBANGAOL (TAMBUNAN)
85. LUMBAN NAHOR (SITUMORANG)
86. LUMBANPANDE (SITUMORANG)
87. LUMBANPANDE (PANDIANGAN)
88. LUMBANPEA (TAMBUNAN)
89. LUMBANRAJA
90. LUMBAN SIANTAR
91. LUMBANTOBING
92. LUMBANTORUAN (SIRINGORINGO)
93. LUMBANTORUAN (SIHOMBING)
94. LUMBANTUNGKUP
M
95. MAHA
96. MAHABUNGA
97. MAHARAJA
98. MALAU
99. MALIAM
100. MANALU (TOGA SIMAMORA)
101. MANALU-RAMBE
102. MANALU (BOANG)
103. MANIK
104. MANIK URUK
105. MANURUNG
106. MARBUN
107. MARBUN SEHUN
108. MARDOSI
109. MARPAUNG
110. MARTUMPU
111. MATANIARI
112. MATONDANG
113. MEHA
114. MEKAMEKA
115. MISMIS
116. MUKUR
117. MUNGKUR
118. MUNTE (NAIMUNTE ?)
N
119. NABABAN
120. NABUNGKE
121. NADAPDAP
122. NADEAK
123. NAHAMPUN
124. NAHULAE
125. NAIBAHO
126. NAIBORHU
127. NAIMUNTE
128. NAIPOSPOS
129. NAINGGOLAN
130. NAPITU
131. NAPITUPULU
132. NASUTION
133. NASUTION BOTOTAN
134. NASUTION LONCAT
135. NASUTION TANGGA AMBENG
136. NASUTION SIMANGGINTIR
137. NASUTION MANGGIS
138. NASUTION JORING
O
139. OMPUSUNGGU
140. OMPU MANUNGKOLLANGIT
P
141. PADANG (SITUMORANG0
142. PADANG (BATANGHARI0
143. PANGARAJI (TAMBUNAN)
144. PAKPAHAN
145. PAMAN
146. PANDEURUK
147. PANDIANGAN-LUMBANPANDE
148. PANDIANGAN SITANGGUBANG
149. PANDIANAGN SITURANGKE
150. PANJAITAN
151. PANE
152. PANGARIBUAN
153. PANGGABEAN
154. PANGKAR
155. PAPAGA
156. PARAPAT
157. PARDABUAN
158. PARDEDE
159. PARDOSI-DAIRI
160. PARDOSI (SIAGIAN)
161. PARHUSIP
162. PASARIBU
163. PASE
164. PASI
165. PINAYUNGAN
166. PINARIK
167. PINTUBATU
168. POHAN
169. PORTI
170. POSPOS
171. PULUNGAN
172. PURBA (TOGA SIMAMORA)
173. PURBA (RAMBE)
174. PUSUK
R
175. RAJAGUKGUK
176. RAMBE-PURBA
177. RAMBE-MANALU
178. RAMBE-DEBATARAJA
179. RANGKUTI-DANO
180. RANGKUTI-PANE
181. REA
182. RIMOBUNGA
183. RITONGA
184. RUMAHOMBAR
185. RUMAHORBO
186. RUMAPEA
187. RUMASINGAP
188. RUMASONDI
S
189. SAGALA
190. SAGALA-BANGUNREA
191. SAGALA-HUTABAGAS
192. SAGALA HUTAURAT
193. SAING
194. SAMBO
195. SAMOSIR
196. SAPA
197. SARAGI (SAMOSIR)
198. SARAGIH (SIMALUNGUN)
199. SARAAN (SERAAN)
200. SARUKSUK
201. SARUMPAET
202. SEUN (SEHUN)
203. SIADARI
204. SIAGIAN (SIREGAR)
205. SIAGIAN (TUAN DIBANGARNA)
206. SIAHAAN (NAINGGOLAN)
207. SIAHAAN (TUAN SOMANIMBIL)
208. SIAHAAN HINALANG
209. SIAHAAN BALIGE
210. SIAHAAN LUMBANGORAT
211. SIAHAAN TARABUNGA
212. SIAHAAN SIBUNTUON
213. SIALLAGAN
214. SIAMPAPAGA
215. SIANIPAR
216. SIANTURI
217. SIBANGEBENGE
218. SIBARANI
219. SIBARINGBING
220. SIBORO
221. SIBORUTOROP
222. SIBUEA
223. SIBURIAN
224. SIDABALOK
225. SIDABANG
226. SINABANG
227. SIDEBANG
228. SIDABARIBA
229. SINABARIBA
230. SIDABUNGKE
231. SIDABUTAR (SARAGI)
232. SIDABUTAR (SILAHISABUNGAN)
233. SIDAHAPINTU
234. SIDARI
235. SIDAURUK
236. SIJABAT
237. SIGALINGGING
238. SIGIRO
239. SIHALOHO
240. SIHITE
241. SIHOMBING
242. SIHOTANG
243. SIKETANG
244. SIJABAT
245. SILABAN
246. SILAE
247. SILAEN
248. SILALAHI
249. SILALI
250. SILEANG
251. SILITONGA
252. SILO
253. SIMAIBANG
254. SIMALANGO
255. SIMAMORA
256. SIMANDALAHI
257. SIMANJORANG
258. SIMANJUNTAK
259. SIMANGUNSONG
260. SIMANIHURUK
261. SIMANULLANG
262. SIMANUNGKALIT
263. SIMARANGKIR (SIMORANGKIR)
264. SIMAREMARE
265. SIMARGOLANG
266. SIMARMATA
267. SIMARSOIT
268. SIMATUPANG
269. SIMBIRING-MEHA
270. SEMBIRING-MELIALA
271. SIMBOLON
272. SINABANG
273. SINABARIBA
274. SINAGA
275. SIBAGARIANG
276. SINAMBELA-HUMBANG
277. SINAMBELA DAIRI
278. SINAMO
279. SINGKAPAL
280. SINURAT
281. SIPAHUTAR
282. SIPAYUNG
283. SIPANGKAR
284. SIPANGPANG
285. SIPARDABUAN
286. SIRAIT
287. SIRANDOS
288. SIREGAR
289. SIRINGKIRON
290. SIRINGORINGO
291. SIRUMAPEA
292. SIRUMASONDI
293. SITANGGANG
294. SITANGGUBANG
295. SITARIHORAN
296. SITINDAON
297. SITINJAK
298. SITIO
299. SITOGATOROP
300. SITOHANG URUK
301. SITOHANG TONGATONGA
302. SITOHANG TORUAN
303. SITOMPUL
304. SITORANG (SITUMORANG)
305. SITORBANDOLOK
306. SITORUS
307. SITUMEANG
308. SITUMORANG-LUMBANPANDE
309. SITUMORANG-LUMBAN NAHOR
310. SITUMORANG-SUHUTNIHUTA
311. SITUMORANG-SIRINGORINGO
312. SITUMORANG-SITOHANG URUK
313. SITUMORANG SITOHANG TONGATONGA
314. SITUMORANG SITOHANGTORUAN
315. SITUNGKIR
316. SITURANGKE
317. SOBU
318. SOLIA
319. SOLIN
320. SORGANIMUSU
321. SORMIN
322. SUHUTNIHUTA-SITUMORANG
323. SUHUTNIHUTA-SINAGA
324. SUHUTNIHUTA-PANDIANGAN
325. SUMBA
326. SUNGE
327. SUNGGU
T
328. TAMBA
329. TAMBAK
330. TAMBUNAN BARUARA
331. TAMBUNAN LUMBANGAOL
332. TAMBUNAN LUMPANPEA
333. TAMBUNAN PAGARAJI
334. TAMBUNAN SUNGE
335. TAMPUBOLON
336. TAMPUBOLON BARIMBING
337. TAMPUBOLON SILAEN
338. TAKKAR
339. TANJUNG
340. TARIHORAN
341. TENDANG
342. TINAMBUNAN
343. TINENDUNG
344. TOGATOROP
345. TOMOK
346. TORBANDOLOK
347. TUMANGGOR
348. TURNIP
349. TURUTAN
Tj (C)
350. TJAPA (CAPA)
351. TJAMBO (CAMBO)
352. TJIBERO (CIBERO)
U
353. UJUNG-RIMOBUNGA
354. UJUNG-SARIBU
KAROKARO
355. KAROKARO BARUS
356. KAROKARO BUKIT
357. KAROKARO GURUSINGA
358. KAROKARO JUNG
359. KAROKARO KALOKO
360. KAROKARO KACARIBU
361. KAR0KARO KESOGIHAN
362. KAROKARO KETAREN
363. KAROKARO KODADIRI
364. KAROKARO PURBA
365. KAROKARO SINURAYA (dari sian raya)
366. KAROKARO SEKALI
367. KAROKARO SIKEMIT
368. KAROKARO SINABULAN
369. KAROKARO SINUAJI
370. KAROKARO SINUKABAN
371. KAROKARO SINULINGGA
372. KAROKARO SIMURA
373. KAROKARO SITEPU
374. KAROKARO SURBAKTI
TARIGAN
375. TARIGAN BANDANG
376. TARIGAN GANAGANA
377. TARIGAN GERNENG
378. TARIGAN GIRSANG
379. TARIGAN JAMPANG
380. TARIGAN PURBA
381. TARIGAN SILANGIT
382. TARIGAN TAMBAK
383. TARIGAN TAMBUN
384. TARIGAN TAGUR
385. TARIGAN TUA
386. TARIGAN CIBERO
PERANGINANGIN
387. PERANGINANGIN-BENJERANG
388. PERANGINANGIN BANGUN
389. PERANGINANGIN KABAK
390. PERANGINANGIN KACINABU
391. PERANGINANGIN KELIAT
392. PERANGINANGIN LAKSA
393. PERANGINANGIN MANO
394. PERANGINANGIN NAMOHAJI
395. PERANGINANGIN PANGGARUN
396. PERANGINANGIN PENCAWAN
397. PERANGINANGIN PARBESI
398. PERANGINANGIN PERASIH
399. PERANGINANGIN PINEM
400. PERANGINANGIN SINUBAYANG
401. PERANGINANGIN SINGARIMBUM
402. PERANGINANGIN SINURAT
403. PERANGINANGIN SUKATENDE
404. PERANGINANGIN ULUJANDI
405. PERANGINANGIN UWIR
GINTING
406. GINTING BAHO
407. GINTING BERAS
408. GINTING GURUPATIH
409. GINTING JADIBATA
410. GINTING JAWAK
411. GINTING MANIK
412. GINTING MUNTE
413. GINTING PASE
414. GINTING SIGARAMATA
415. GINTING SARAGIH
416. GINTING SINUSINGA
417. GINTING SUGIHEN
418. GINTING SINUSUKA
419. GINTING TUMANGGER
420. GINTING CAPA
SEMBIRING
421. SEMBIRING-BRAHMANA
422. SEMBIRING BUNUHAJI
423. SEMBIRING BUSUK (PU)
424. SEMBIRING DEPARI
425. SEMBIRING GALUK
426. SEMBIRING GURU KINAYA
427. SEMBIRING KELING
428. SEMBIRING KELOKO
429. SEMBIRING KEMBAREN
430. SEMBIRING MELIALA
431. SEMBIRING MUHAM
432. SEMBIRING PANDEBAYANG
433. SEMBIRING PANDIA
434. SEMBIRING PELAWI
435. SEMBIRING SINULAKI
436. SEMBIRING SINUPAYUNG
437. SEMBIRING SINUKAPAR
438. SEMBIRING TAKANG
439. SEMBIRING SOLIA
SINAGA
440. SINAGA NADIHAYANGHOTORAN
441. SINAGA NADIHAYANGBODAT
442. SINAGA SIDABARIBA
443. SINAGA SIDAGURGUR
444. SINAGA SIDAHAPINTU
445. SINAGA SIDAHASUHUT
446. SINAGA SIALLAGAN
447. SINAGA PORTI
DAMANIK
448. DAMANIK-AMBARITA
449. DAMANIK BARIBA
450. DAMANIK GURNING
451. DAMANIK MALAU
452. DAMANIK TOMOK
SARAGI
453. SARAGIH-DJAWAK
454. SARAGIH DAMUNTE
455. SARAGIH DASALAK
456. SARAGIH GARINGGING
457. SARAGIH SIMARMATA
458. SARAGIH SITANGGANG
459. SARAGIH SUMBAYAK
460. SARAGIH TURNIP
PURBA
461. PURBA BAWANG
462. PURBA DAGAMBIR
463. PURBA DASUHA
464. PURBA GIRSANG
465. PURBA PAKPAK
466. PURBA SIIDADOLOK
467. PURBA TAMBAK
HALAK SILEBAN NA MASUK TU MARGA NI BATAK
468. BARAT (SIAN HUTABARAT)
469. BAUMI (MSRINGAN DI MANDAILING)
470. BULUARA (MARINGANAN DI SINGKIL)
471. GOCI (MARINGANAN DI SINGKIL)
472. KUMBI (MARINGANAN DI SINGKIL)
473. MASOPANG (DASOPANG) SIAN HASIBUAN
474. MARDIA (MARINGAN DI MANDAILING)
475. MELAYU (MARINGAN DI SINGKEL) SIAN MALAU
476. NASUTION
477. PALIS (MARINGAN DI SINGKILDOLOK)
478. RAMIN (MARINGAN DI SINGKIL)
479. RANGKUTI




20200904


Comments

Popular posts from this blog

Sorgum / Gandrung – Asal Tanaman, Manfaat, Kandungan & Budidaya

See Clearly in Style with Clear Aviator Glasses: Top Picks for Fashion-Forward Eyewear

Cutting through the Sky: The Best Aviation Snips for Precision Sheet Metal Cutting