Suku Batak – Sejarah, Dogma, Kebudayaan & Daftar Marga Lengkap
Batak yakni nama salah satu suku di Indonesia dan merupakan etnis dengan populasi terbesar kedua sesudah Suku Jawa. Suku Batak ialah kalangan masyarakat yang sebagian besar berdomisili di Pantai Barat dan Pantai Timur provinsi Sumatera Utara.
Suku Batak terbagi menjadi 6 sub suku atau rumpun, ialah Suku Batak Toba, Angkola, Karo, Mandailing, Pakoak, dan Simalungun. Akan namun sub etnis yang paling diketahui yaitu Suku Batak Toba, sehingga banyak orang yang menerka bahwa hanya Suku Batak Toba yang dianggap sebagai Suku Batak.
Sejarah Suku Batak
Suku Batak yakni golongan etnis bau tanah di nusantara. Akan namun, sebab kekurangan catatan dan literatur menimbulkan sejarahnya susah untuk ditelusuri. Belum diketahui secara niscaya kapan pertama kali nenek moyang orang Batak mulai mendiami wilayah Sumatera bagian Timur, yakni Tapanuli.
Namun beberapa bukti arkeologi memperlihatkan bahwa orang Taiwan sudah pindah ke Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun yang kemudian, tepatnya pada zaman Neolitikum atau zaman batu muda. Akan tetapi karena tidak ada bukti yang didapatkan perihal keberadaan Suku Batak dari era tersebut, maka disimpulkan bahwa nenek moyang Suku Batak tiba dan pindah ke Tapanuli pada era setelah itu, adalah pada masa logam.
Sulitnya mencari bukti sejarah maka sampai kini masih ada perdebatan tentang asal ajakan Suku Batak. Kemungkinan besar leluhur suku Batak berasal dari Pulau Formosa di Taiwan, namun mampu juga dari daerah Indochina, Mongolia, atau Mizoram.
Mulai Dikenalnya Suku Batak di Nusantara
Etnis Batak merupakan gabungan dari beberapa suku yang ada di Sumatera Utara, identitas masyarakat orisinil lokal selaku Suku Batak gres dikenal sesudah tahun 1926, adalah sesudah dibentuknya organisasi bernama Jong Batak.
Organisasi ini merupakan kumpulan para cowok asal Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola, dan Pakpak. Jong Batak dibuat tanpa membeda-bedakan agama yang dianut.
Sebelumnya itu, di Sumatera Utara tidak terdapat suatu kesatuan suku seperti ini. Hingga kurun ke-19 relasi yang terjalin antar sesama lebih terhadap kekerabatan antar individu, serta ada pula korelasi antar kampung dan antar korelasi.
Masyarakatnya belum merasa perlu untuk terikat secara golongan yang lebih besar. Banyak orang beranggapan, pendudukan kolonial di nusantara adalah alasan yang menciptakan penduduk Sumatera Utara lebih mempunyai rasa dan keinginan untuk bersatu.
Oleh alasannya itu, sungguh mengagumkan bahwa ketika ini Suku Batak dikenal selaku salah satu etnis bangsa yang sangat berpengaruh dan terjalin ikatan dekat antara satu dengan lainnya.
Kepercayaan Suku Batak
Saat ini, dominan Suku Batak memeluk agama Katolik Protestan. Namun jauh sebelum mereka mengenal agama ini, orang-orang Batak menganut metode dogma tradisional. Mereka memiliki sosok yang dianggap selaku tuhan tertinggi, berjulukan Mulajadi na Bolon.
Dari akidah tersebut, kemudian diketahui 3 konsep, ialah:
1. Tendi
Tendi atau disebut dengan Tondi yakni roh atau jiwa seseorang berarti kekuatan. Tendi memberi kekuatan pada manusia dan sudah dimiliki seseorang semenjak di dalam kandungan sang ibu. Jika Tendi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan meninggal. Saat itulah harus diadakan upacara untuk menjemput Tendi atau upacara budbahasa menjemput jiwa.
2. Sahala
Sahala ialah bentuk kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi tidak siapa saja mampu memiliki Sahala. Sahal juga disebut dengan nama lain Sumanta. Sumanta ialah keampuhan yang umumnya dimiliki oleh raja.
3. Begu
Begu yakni jiwa atau Tendi orang yang sudah meninggal. Masyarakat Batak yakin bahwa Begu mempunyai tingkah laku dan kebiasaan seperti insan, namun cuma timbul di malam hari.
Falsafah Hidup Orang Batak
Setiap suku pasti memiliki falsafah atau persepsi hidup untuk menertibkan sikap setiap masyarakatnya agar tercipta tata cara sosial yang baik. Sama halnya dengan etnis Batak, mereka dikenal mempunyai beberapa nilai budaya, antara lain:
1. Hagabeon
Hagabeon mempunyai arti cita-cita memiliki keturunan yang baik dan panjang umur. Jika berumur panjang, maka seseorang mampu menikahkan anak cucu mereka, sehingga mampu menyaksikan langsung anak cucunya tumbuh dan hidup dengan baik. Bagi Suku Batak memperoleh keturunan adalah kesuksesan dalam ijab kabul.
Anak pria dianggap sangat istimewa. Dalam adab kuno Batak bahkan ada hukum untuk mempunyai anak sebanyak 33 dengan anak laki-laki berjumlah 17 orang dan anak perempuan sebanyak 16 orang. Namun seiring dengan pertumbuhan jaman, aturan ini pun tidak dipergunakan lagi.
Memiliki anak saat ini bukan tergantung dari kuantitas, tetapi mutu. Memberikan pendidikan dan keterampilan yang bagus pada anak dianggap lebih penting.
2. Uhum dan Ugari
Uhum bermakna hukum, sementara Ugari memiliki arti kebiasaan. Bagi penduduk Batak, aturan harus ditegakkan dengan adil. Keadilan dapat terwujud bila penduduk melakukan kebiasaan untuk tetap setia memegang komitmen.
Jika mengingkari sebuah kesepakatan, sesuai adat Batak di periode kemudian maka orang tersebut akan mendapatkan hukuman budpekerti. Orang yang melanggar akad akan dianggap tercela. Oleh karena itu, Uhum dan Ugari sungguh penting dalam kehidupan penduduk Batak.
3. Hamoraon
Hamoraon ialah nilai budaya yang bermakna kehormatan. Kehormatan yang dimaksud yakni keseimbangan antara materiil dan spiritual. Seseorang mesti memiliki kedua hal tersebut, misalnya kekayaan dan perilaku baik hati terhadap sesama, barulah seseorang dianggap mempunyai kehormatan yang sempurna. Jika cuma salah satu, maka tidak lengkap dan belum meraih Hamoraan.
4. Pengayoman
Pengayoman memiliki makna sebagai pelindung atau pengayom. Falsafah hidup pengayoman mengajarkan agar setiap individu bisa menjadi pengayom bagi orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, masyarakat Batak diajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain. Nilai ini mengajarkan bahwa orang Batak biar hidup berdikari dan tidak selalu mengandalkan orang lain.
5. Marsisarian
Marsisarian ialah nilai untuk mempertahankan keseimbangan korelasi antar insan. Setiap insan adalah individu yang berlainan, maka dalam kehidupan bermasyarakat, nilai Marsisarian sungguh diperlukan supaya umat manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis, meski terdapat banyak perbedaan di antara mereka.
Nilai Marsisarian mengajarkan masyarakat Batak untuk saling membantu, mengetahui, dan menghargai. Dengan begitu maka mereka akan menghormati antar sesam, sehingga konflik pun mampu disingkirkan.
6. Kekerabatan
Nilai yang terakhir ialah salah satu ciri khas Suku Batak yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Saat ini, kita mampu menyaksikan kekerabatan yang bagus antar sub suku penduduk Batak. Hubungan relasi yang baik dapat diwujudkan lewat 3 hal, yakni pertalian keluarga melalui akad nikah, tutur kata yang baik antar sesama, dan Martarombo.
Martarombo mempunyai arti mencari kerabat. Hal tersebut khususnya berlaku bagi Suku Batak yang sedang merantau. Biasanya mereka akan mencari sesama Suku Batak atau yang memiliki warga sama di daerah rantaunya. Tujuannya adalah supaya tejalin korelasi antar marga yang bagus meskipun mereka berada di perantauan.
Tradisi Suku Batak
Suku Batak mempunyai banyak tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya. Tradisi budaya Batak yang tetap dilestarikan hingga sekarang antara lain:
1. Merantau
Tidak hanya menjadi kebiasaan masyarakat Suku Minangkabau, tradisi merantau juga dilaksanakan oleh Suku Batak. Merantau lazimnya dilaksanakan oleh kaum laki-laki yang hendak menginjak usia sampaumur.
Para pria diharuskan meninggalkan daerah asalnya dan berguru bekerja serta hidup berdikari di tempat yang gres. Bahkan di kala kemudian, mereka tidak diperbolehkan pulang sebelum sukses dan mengumpulkan banyak harta.
2. Kenduri Laut
Seusai dengan namanya, tradisi ini dilaksanakan di tepi maritim. Biasanya dikerjakan setiap bulan Oktober setiap tahunnya. Makna kenduri laut adalah sebagai istilah syukur akan hasil panen yang sudah mereka peroleh selama 1 tahun. Kenduri ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Batak di kawasan Tapanuli Tengah pada malam hari hingga siang hari.
Marga Suku Batak
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Suku Batak ialah salah satu suku bangsa paling besar dengan penyebaran terluas di Indonesia.
Seperti yang telah dibahas di permulaan, ada enam rumpun Suku Batak, yakni Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Setiap rumpun suku tersebut terbagi menjadi beberapa marga yang menjadi identitas dan keberadaan dalam adab istiadat penduduk Suku Batak.
Marga tersebut lazimnya disematkan di belakang nama orang keturunan Batak. Berdasarkan data yang terhimpun, setidaknya ada 479 marga Batak yang telah tercatat, antara lain:
A |
1. AMBARITA |
2. AMPAPAGA (SIAMPAPAGA) |
3. AMPUN (NAHAMPUNGAN) |
4. ANGKAT |
5. ANGKAT SINGKAPAL |
6. ARITONANG |
7. ARUAN |
B |
8. BABIAT |
9. BAHO (NAIBAHO) |
10. BAKO |
11. BANJARNAHOR (NAINGGOLAN) |
12. BANJARNAHOR (MARBUN) |
13. BANCIN |
14. BAKKARA |
15. BARINGBING (TAMPUBOLON) |
16. BARUARA (TAMBUNAN) |
17. BARUTU (SITUMORANG) |
18. BARUTU (SINAGA) |
19. BATUARA (NAINGGOLAN) |
20. BATUBARA |
21. BERASA |
22. BARAMPU |
23. BARINGIN |
24. BINJORI |
25. BINTANG |
26. BOANGMANALU |
27. BOLIALA |
28. BONDAR |
29. BORBOR |
30. BUATON |
31. BUNUREA (BANUAREA) |
32. BUNJORI |
33. BUTARBUTAR |
D |
34. DABUTAR (SIDABUTAR) |
35. DAIRI (SIMANULLANG) |
36. DAIRI (SINAMBELA) |
37. DALIMUNTA (MUNTE) |
38. DAPARI |
39. DAULAE |
40. DEBATARAJA (SIMAMORA) |
41. DEBATARAJA (RAMBE) |
42. DOLOKSARIBU |
43. DONGORAN |
44. DOSI (PARDOSI) |
G |
45. GAJAA |
46. GAJADIRI |
47. GAJAMANIK |
48. GIRSANG |
49. GORAT |
50. GULTOM |
51. GURNING |
52. GUSAR |
H |
53. HABEAHAN |
54. HARAHAP |
55. HARIANJA |
56. HARO |
57. HAROHARO |
58. HASIBUAN |
59. HASUGIAN |
60. HUTABALIAN |
61. HUTABARAT |
62. HUTAJULU |
63. HUTAGALUNG |
64. HUTAGAOL (LONTUNG) |
65. HUTAGAOL (SUMBA) |
66. HUTAHAEAN |
67. HUTAPEA |
68. HUTASOIT |
69. HUTASUHUT |
70. HUTATORUAN |
71. HUTAURUK |
K |
72. KASOGIHAN |
73. KUDADIRI |
L |
74. LAMBE |
75. LIMBONG |
76. LINGGA |
77. LONTUNG |
78. LUBIS |
79. LUBIS HATONOPAN |
80. LUBIS SINGASORO |
81. LUMBANBATU |
82. LUMBANDOLOK |
83. LUMBANGAOL (MARBUN) |
84. LUMBANGAOL (TAMBUNAN) |
85. LUMBAN NAHOR (SITUMORANG) |
86. LUMBANPANDE (SITUMORANG) |
87. LUMBANPANDE (PANDIANGAN) |
88. LUMBANPEA (TAMBUNAN) |
89. LUMBANRAJA |
90. LUMBAN SIANTAR |
91. LUMBANTOBING |
92. LUMBANTORUAN (SIRINGORINGO) |
93. LUMBANTORUAN (SIHOMBING) |
94. LUMBANTUNGKUP |
M |
95. MAHA |
96. MAHABUNGA |
97. MAHARAJA |
98. MALAU |
99. MALIAM |
100. MANALU (TOGA SIMAMORA) |
101. MANALU-RAMBE |
102. MANALU (BOANG) |
103. MANIK |
104. MANIK URUK |
105. MANURUNG |
106. MARBUN |
107. MARBUN SEHUN |
108. MARDOSI |
109. MARPAUNG |
110. MARTUMPU |
111. MATANIARI |
112. MATONDANG |
113. MEHA |
114. MEKAMEKA |
115. MISMIS |
116. MUKUR |
117. MUNGKUR |
118. MUNTE (NAIMUNTE ?) |
N |
119. NABABAN |
120. NABUNGKE |
121. NADAPDAP |
122. NADEAK |
123. NAHAMPUN |
124. NAHULAE |
125. NAIBAHO |
126. NAIBORHU |
127. NAIMUNTE |
128. NAIPOSPOS |
129. NAINGGOLAN |
130. NAPITU |
131. NAPITUPULU |
132. NASUTION |
133. NASUTION BOTOTAN |
134. NASUTION LONCAT |
135. NASUTION TANGGA AMBENG |
136. NASUTION SIMANGGINTIR |
137. NASUTION MANGGIS |
138. NASUTION JORING |
O |
139. OMPUSUNGGU |
140. OMPU MANUNGKOLLANGIT |
P |
141. PADANG (SITUMORANG0 |
142. PADANG (BATANGHARI0 |
143. PANGARAJI (TAMBUNAN) |
144. PAKPAHAN |
145. PAMAN |
146. PANDEURUK |
147. PANDIANGAN-LUMBANPANDE |
148. PANDIANGAN SITANGGUBANG |
149. PANDIANAGN SITURANGKE |
150. PANJAITAN |
151. PANE |
152. PANGARIBUAN |
153. PANGGABEAN |
154. PANGKAR |
155. PAPAGA |
156. PARAPAT |
157. PARDABUAN |
158. PARDEDE |
159. PARDOSI-DAIRI |
160. PARDOSI (SIAGIAN) |
161. PARHUSIP |
162. PASARIBU |
163. PASE |
164. PASI |
165. PINAYUNGAN |
166. PINARIK |
167. PINTUBATU |
168. POHAN |
169. PORTI |
170. POSPOS |
171. PULUNGAN |
172. PURBA (TOGA SIMAMORA) |
173. PURBA (RAMBE) |
174. PUSUK |
R |
175. RAJAGUKGUK |
176. RAMBE-PURBA |
177. RAMBE-MANALU |
178. RAMBE-DEBATARAJA |
179. RANGKUTI-DANO |
180. RANGKUTI-PANE |
181. REA |
182. RIMOBUNGA |
183. RITONGA |
184. RUMAHOMBAR |
185. RUMAHORBO |
186. RUMAPEA |
187. RUMASINGAP |
188. RUMASONDI |
S |
189. SAGALA |
190. SAGALA-BANGUNREA |
191. SAGALA-HUTABAGAS |
192. SAGALA HUTAURAT |
193. SAING |
194. SAMBO |
195. SAMOSIR |
196. SAPA |
197. SARAGI (SAMOSIR) |
198. SARAGIH (SIMALUNGUN) |
199. SARAAN (SERAAN) |
200. SARUKSUK |
201. SARUMPAET |
202. SEUN (SEHUN) |
203. SIADARI |
204. SIAGIAN (SIREGAR) |
205. SIAGIAN (TUAN DIBANGARNA) |
206. SIAHAAN (NAINGGOLAN) |
207. SIAHAAN (TUAN SOMANIMBIL) |
208. SIAHAAN HINALANG |
209. SIAHAAN BALIGE |
210. SIAHAAN LUMBANGORAT |
211. SIAHAAN TARABUNGA |
212. SIAHAAN SIBUNTUON |
213. SIALLAGAN |
214. SIAMPAPAGA |
215. SIANIPAR |
216. SIANTURI |
217. SIBANGEBENGE |
218. SIBARANI |
219. SIBARINGBING |
220. SIBORO |
221. SIBORUTOROP |
222. SIBUEA |
223. SIBURIAN |
224. SIDABALOK |
225. SIDABANG |
226. SINABANG |
227. SIDEBANG |
228. SIDABARIBA |
229. SINABARIBA |
230. SIDABUNGKE |
231. SIDABUTAR (SARAGI) |
232. SIDABUTAR (SILAHISABUNGAN) |
233. SIDAHAPINTU |
234. SIDARI |
235. SIDAURUK |
236. SIJABAT |
237. SIGALINGGING |
238. SIGIRO |
239. SIHALOHO |
240. SIHITE |
241. SIHOMBING |
242. SIHOTANG |
243. SIKETANG |
244. SIJABAT |
245. SILABAN |
246. SILAE |
247. SILAEN |
248. SILALAHI |
249. SILALI |
250. SILEANG |
251. SILITONGA |
252. SILO |
253. SIMAIBANG |
254. SIMALANGO |
255. SIMAMORA |
256. SIMANDALAHI |
257. SIMANJORANG |
258. SIMANJUNTAK |
259. SIMANGUNSONG |
260. SIMANIHURUK |
261. SIMANULLANG |
262. SIMANUNGKALIT |
263. SIMARANGKIR (SIMORANGKIR) |
264. SIMAREMARE |
265. SIMARGOLANG |
266. SIMARMATA |
267. SIMARSOIT |
268. SIMATUPANG |
269. SIMBIRING-MEHA |
270. SEMBIRING-MELIALA |
271. SIMBOLON |
272. SINABANG |
273. SINABARIBA |
274. SINAGA |
275. SIBAGARIANG |
276. SINAMBELA-HUMBANG |
277. SINAMBELA DAIRI |
278. SINAMO |
279. SINGKAPAL |
280. SINURAT |
281. SIPAHUTAR |
282. SIPAYUNG |
283. SIPANGKAR |
284. SIPANGPANG |
285. SIPARDABUAN |
286. SIRAIT |
287. SIRANDOS |
288. SIREGAR |
289. SIRINGKIRON |
290. SIRINGORINGO |
291. SIRUMAPEA |
292. SIRUMASONDI |
293. SITANGGANG |
294. SITANGGUBANG |
295. SITARIHORAN |
296. SITINDAON |
297. SITINJAK |
298. SITIO |
299. SITOGATOROP |
300. SITOHANG URUK |
301. SITOHANG TONGATONGA |
302. SITOHANG TORUAN |
303. SITOMPUL |
304. SITORANG (SITUMORANG) |
305. SITORBANDOLOK |
306. SITORUS |
307. SITUMEANG |
308. SITUMORANG-LUMBANPANDE |
309. SITUMORANG-LUMBAN NAHOR |
310. SITUMORANG-SUHUTNIHUTA |
311. SITUMORANG-SIRINGORINGO |
312. SITUMORANG-SITOHANG URUK |
313. SITUMORANG SITOHANG TONGATONGA |
314. SITUMORANG SITOHANGTORUAN |
315. SITUNGKIR |
316. SITURANGKE |
317. SOBU |
318. SOLIA |
319. SOLIN |
320. SORGANIMUSU |
321. SORMIN |
322. SUHUTNIHUTA-SITUMORANG |
323. SUHUTNIHUTA-SINAGA |
324. SUHUTNIHUTA-PANDIANGAN |
325. SUMBA |
326. SUNGE |
327. SUNGGU |
T |
328. TAMBA |
329. TAMBAK |
330. TAMBUNAN BARUARA |
331. TAMBUNAN LUMBANGAOL |
332. TAMBUNAN LUMPANPEA |
333. TAMBUNAN PAGARAJI |
334. TAMBUNAN SUNGE |
335. TAMPUBOLON |
336. TAMPUBOLON BARIMBING |
337. TAMPUBOLON SILAEN |
338. TAKKAR |
339. TANJUNG |
340. TARIHORAN |
341. TENDANG |
342. TINAMBUNAN |
343. TINENDUNG |
344. TOGATOROP |
345. TOMOK |
346. TORBANDOLOK |
347. TUMANGGOR |
348. TURNIP |
349. TURUTAN |
Tj (C) |
350. TJAPA (CAPA) |
351. TJAMBO (CAMBO) |
352. TJIBERO (CIBERO) |
U |
353. UJUNG-RIMOBUNGA |
354. UJUNG-SARIBU |
KAROKARO |
355. KAROKARO BARUS |
356. KAROKARO BUKIT |
357. KAROKARO GURUSINGA |
358. KAROKARO JUNG |
359. KAROKARO KALOKO |
360. KAROKARO KACARIBU |
361. KAR0KARO KESOGIHAN |
362. KAROKARO KETAREN |
363. KAROKARO KODADIRI |
364. KAROKARO PURBA |
365. KAROKARO SINURAYA (dari sian raya) |
366. KAROKARO SEKALI |
367. KAROKARO SIKEMIT |
368. KAROKARO SINABULAN |
369. KAROKARO SINUAJI |
370. KAROKARO SINUKABAN |
371. KAROKARO SINULINGGA |
372. KAROKARO SIMURA |
373. KAROKARO SITEPU |
374. KAROKARO SURBAKTI |
TARIGAN |
375. TARIGAN BANDANG |
376. TARIGAN GANAGANA |
377. TARIGAN GERNENG |
378. TARIGAN GIRSANG |
379. TARIGAN JAMPANG |
380. TARIGAN PURBA |
381. TARIGAN SILANGIT |
382. TARIGAN TAMBAK |
383. TARIGAN TAMBUN |
384. TARIGAN TAGUR |
385. TARIGAN TUA |
386. TARIGAN CIBERO |
PERANGINANGIN |
387. PERANGINANGIN-BENJERANG |
388. PERANGINANGIN BANGUN |
389. PERANGINANGIN KABAK |
390. PERANGINANGIN KACINABU |
391. PERANGINANGIN KELIAT |
392. PERANGINANGIN LAKSA |
393. PERANGINANGIN MANO |
394. PERANGINANGIN NAMOHAJI |
395. PERANGINANGIN PANGGARUN |
396. PERANGINANGIN PENCAWAN |
397. PERANGINANGIN PARBESI |
398. PERANGINANGIN PERASIH |
399. PERANGINANGIN PINEM |
400. PERANGINANGIN SINUBAYANG |
401. PERANGINANGIN SINGARIMBUM |
402. PERANGINANGIN SINURAT |
403. PERANGINANGIN SUKATENDE |
404. PERANGINANGIN ULUJANDI |
405. PERANGINANGIN UWIR |
GINTING |
406. GINTING BAHO |
407. GINTING BERAS |
408. GINTING GURUPATIH |
409. GINTING JADIBATA |
410. GINTING JAWAK |
411. GINTING MANIK |
412. GINTING MUNTE |
413. GINTING PASE |
414. GINTING SIGARAMATA |
415. GINTING SARAGIH |
416. GINTING SINUSINGA |
417. GINTING SUGIHEN |
418. GINTING SINUSUKA |
419. GINTING TUMANGGER |
420. GINTING CAPA |
SEMBIRING |
421. SEMBIRING-BRAHMANA |
422. SEMBIRING BUNUHAJI |
423. SEMBIRING BUSUK (PU) |
424. SEMBIRING DEPARI |
425. SEMBIRING GALUK |
426. SEMBIRING GURU KINAYA |
427. SEMBIRING KELING |
428. SEMBIRING KELOKO |
429. SEMBIRING KEMBAREN |
430. SEMBIRING MELIALA |
431. SEMBIRING MUHAM |
432. SEMBIRING PANDEBAYANG |
433. SEMBIRING PANDIA |
434. SEMBIRING PELAWI |
435. SEMBIRING SINULAKI |
436. SEMBIRING SINUPAYUNG |
437. SEMBIRING SINUKAPAR |
438. SEMBIRING TAKANG |
439. SEMBIRING SOLIA |
SINAGA |
440. SINAGA NADIHAYANGHOTORAN |
441. SINAGA NADIHAYANGBODAT |
442. SINAGA SIDABARIBA |
443. SINAGA SIDAGURGUR |
444. SINAGA SIDAHAPINTU |
445. SINAGA SIDAHASUHUT |
446. SINAGA SIALLAGAN |
447. SINAGA PORTI |
DAMANIK |
448. DAMANIK-AMBARITA |
449. DAMANIK BARIBA |
450. DAMANIK GURNING |
451. DAMANIK MALAU |
452. DAMANIK TOMOK |
SARAGI |
453. SARAGIH-DJAWAK |
454. SARAGIH DAMUNTE |
455. SARAGIH DASALAK |
456. SARAGIH GARINGGING |
457. SARAGIH SIMARMATA |
458. SARAGIH SITANGGANG |
459. SARAGIH SUMBAYAK |
460. SARAGIH TURNIP |
PURBA |
461. PURBA BAWANG |
462. PURBA DAGAMBIR |
463. PURBA DASUHA |
464. PURBA GIRSANG |
465. PURBA PAKPAK |
466. PURBA SIIDADOLOK |
467. PURBA TAMBAK |
HALAK SILEBAN NA MASUK TU MARGA NI BATAK |
468. BARAT (SIAN HUTABARAT) |
469. BAUMI (MSRINGAN DI MANDAILING) |
470. BULUARA (MARINGANAN DI SINGKIL) |
471. GOCI (MARINGANAN DI SINGKIL) |
472. KUMBI (MARINGANAN DI SINGKIL) |
473. MASOPANG (DASOPANG) SIAN HASIBUAN |
474. MARDIA (MARINGAN DI MANDAILING) |
475. MELAYU (MARINGAN DI SINGKEL) SIAN MALAU |
476. NASUTION |
477. PALIS (MARINGAN DI SINGKILDOLOK) |
478. RAMIN (MARINGAN DI SINGKIL) |
479. RANGKUTI |
20200904
Comments
Post a Comment